Saturday, April 25, 2020

KEPENEGAKAN

FILOSOFI PRAMUKA PENEGAK
Dalam teori perkembangan, pada usia remaja terdapat tiga tahapan secara berurutan yaitu remaja awal, remaja madya dan remaja akhir (Kimmel, 1995:16). Pada tahapan remaja awal, tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikannya adalah pada penerimaan terhadap keadaan fisik dirinya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. Remaja pada usia tersebut mengalami perubahan fisik yang sangat drastis, seperti pertumbuhan tubuh yang meliputi tinggi badan, berat badan, organ tubuh, dan perubahan bentuk fisik. Penegak adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 16–20 tahun yang perkembangannya berada pada tahapan pertama dan kedua yaitu remaja awal dan remaja madya.

Pada tahapan remaja madya, tugas perkembangan yang utama adalah mencapai idealisme dan kemandirian, kebebasan dari orang tua, memperluas hubungan dengan kelompok sebaya. Pada tahapan ini, remaja mencapai kapasitas keintiman hubungan pertemanan, belajar menangani hubungan interaksi dengan lawan jenis. Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan dasar bagi Pembina untuk mempersiapkan bahan, metode dan cara pendekatan yang tepat, sehingga mudah untuk memahami karakter masingmasing remaja. Pembinaan Pramuka Penegak dilakukan secara pribadi sehingga tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka sekaligus juga turut mempertimbangkan perkembangan jiwanya. 

KIASAN DASAR PRAMUKA PENEGAK
Pembinaan golongan Pramuka Penegak merupakan tahapan pembinaan setelah golongan Pramuka Penggalang. Jika Penggalang dikiaskan sebagai masa pemuda menggalang persatuan bangsa, maka Penegak dikiaskan sebagai masa pemuda menegakkan kemerdekaan bangsa. Pemberian nama golongan pembinaan kepramukaan sesuai penggolongan usia peserta didik, mengadaptasi proses panjang sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya meraih kemerdekaan. Kepanduan Indonesia merupakan sejarah perjuangan bangsa dalam upaya meraih kemerdekaan. Dimulai ketika bangsa Indonesia mensiagakan kemerdekaan yang diambil dari peristiwa Budi Utomo, pada tanggal 20 Mei 1908. Masa mensiagakan kemerdekaan bangsa ini menjadi kiasan dasar pembinaan golongan Siaga yaitu peserta didik usia 7-10 tahun. Kemudian bangsa Indonesia menggalang persatuan untuk kemerdekaan, yang ditandai dari peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Setelah berhasil menggalang persatuan, maka bangsa Indonesia telah siap untuk menegakkan kemerdekaan yang ditandai dari peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI, pada tanggal 17 Agustus 1945. Masa keberhasilan menggalang persatuan bangsa menjadi kiasan dasar pembinaan golongan Penggalang yaitu peserta didik usia 11-15 tahun, dan masa kesiapan menegakkan kemerdekaan menjadi kiasan dasar pembinaan golongan Penegak yaitu peserta didik usia 16-20 tahun. Proses akhir dari sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia adalah mengisi kemerdekaan dengan memandegani (memprakarsai/memelopori) pembangunan bangsa. Masa mempelopori pengisian kemerdekaan dan pembangunan bangsa menjadi kiasan dasar pembinaan golongan Pandega yaitu peserta didik usia 21-25 tahun.

Satuan terkecil dalam Golongan Pramuka Penegak disebut Sangga, terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Arti kata Sangga adalah “gubug” atau rumah kecil tempat penggarap sawah. Nama Sangga disusun sesuai dengan kiasan dasar yakni: Sangga Perintis, Sangga Penegas, Sangga Pencoba, Sangga Pendobrak, Sangga Pelaksana. Perintis mengandung pengertian perintisan (menjadi pembuka/pelopor) dalam kebajikan. Penegas mengandung pengertian kemampuan mengambil keputusan yang arif dan bijaksana. Pencoba mengandung pengertian keberanian mencoba segala sesuatu yang positif. Pendobrak mengandung pengertian keberanian mengemukakan kebenaran dan melawan kemungkaran. Pelaksana mengandung pengertian keberanian melaksanakan sesuatu tugas dengan penuh tanggung jawab. Nama Sangga dipilih dan diambil dari cerminan sifat-sifat baik yang menonjol yang akan ditiru oleh anggota Sangga tersebut. Pemimpin Sangga dan Wakil Pemimpin Sangga dipilih berdasarkan musyawarah Sangga.

Ambalan Penegak idealnya terdiri atas 12 – 32 Pramuka Penegak yang dibagi menjadi 3 sampai 4 sangga. Arti kata Ambalan berasal dari bahasa Jawa ambal-ambalan, yakni kegiatan yang dilakukan terus menerus. Ambalan juga disebut sekumpulan orang yang sedang melakukan suatu pekerjaan. Nama Ambalan Penegak biasanya diambil dari nama-nama pahlawan. Namun demikian tidak menutup kemungkinan nama Ambalan juga diambil dari nama-nama tokoh, kerajaan dalam pewayangan atau legenda. Dalam pemilihan nama diambil yang terbaik menurut anggota Ambalan, sehingga memiliki makna dan kebanggaan bagi seluruh anggota Ambalan.

Tingkat kecakapan umum Pramuka Penegak berupa tanda pundak yang dibuat dari kain dengan warna dasar hijau tua. Tulisan dan gambar pada tanda tersebut dibuat dengan sulaman atau logam berwarna kuning emas. Berbentuk trapesium, berwarna dasar hijau tua dengan panjang sisi 5 cm, sisi atas 4 cm dan panjang kaki miring kiri dan kanan masing-masing 7,5 cm, didalamnya terdapat gambar bintang sudut lima di bawahnya terdapat sepasang tunas kelapa yang berlawanan arah dan di bawah tunas kelapa terdapat tulisan BANTARA atau LAKSANA. Bintang bersudut lima mempunyai arti bahwa Pramuka Penegak bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa dan bermoral Pancasila. Tunas kelapa yang berlawanan arah mengibaratkan keselarasan dan kesatuan gerak Pramuka Penegak putra dan putri yang sedang membina dirinya sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan menuju cita-cita bangsa. Tanda di pundak mengibaratkan tanggungjawab yang tidak ringan yang harus dipikulnya sebagai anggota Gerakan Pramuka dan kader pembangunan bangsa dan Negara. Bantara mengandung pengertian kader, ajudan, pengawas pembangunan yang kuat, baik dan terampil serta bermoral Pancasila. Calon pemimpin bangsa dan negara yang masih belajar dan mengembangkan kemampuannya dalam memimpin. Laksana mengandung arti pemimpin muda yang sudah sanggup mengemban dan melaksanakan tugas pembangunan bangsa dan negara serta mempunyai tanggungjawab yang lebih besar.

SIFAT KEGIATAN KEPENEGAKAN 
Sifat umum yang dimiliki Pramuka Penegak adalah semangat juang yang tinggi, idealisme, kemauan yang kuat, percaya diri, mencari jati diri, kreatif dan peduli terhadap lingkungan masyarakat, serta memiliki loyalitas yang tinggi terhadap kelompoknya. Mengingat sifat umum tersebut maka sifat kegiatan Kepenegakan secara umum masih memerlukan bimbingan orang dewasa dengan motto dari, oleh dan untuk Pramuka Penegak di bawah tanggungjawab orang dewasa. Bentuk kegiatan Kepenegakan meliputi:
1.     Bina Diri
Bina diri merupakan upaya peningkatan kemampuan jiwa dan keterampilan dengan cara menuntut ilmu pengetahuan.
2.     Bina Satuan
Bina satuan merupakan upaya terus menerus mengabdikan diri pada perindukan Siaga atau pasukan Penggalang dalam keterampilan khusus atau inovatif.
3.     Bina Masyarakat
Bina masyarakat merupakan upaya dan semangat untuk menjadi penyuluh dan pelopor pembangunan di masyarakatnya.

ORGANISASI KEPENEGAKAN
Ambalan
Ambalan Penegak idealnya terdiri atas 12-32 Pramuka Penegak yang dibagi menjadi 3-4  kelompok yang disebut Sangga. Ambalan Penegak menggunakan nama dan lambang yang dipilih mereka sesuai aspirasinya dan mengandung kiasan dasar yang menjadi motivasi kehidupan ambalan.
Sangga

Sangga adalah kelompok belajar interaktif teman sebaya usia antara 16-20 tahun yang disebut Pramuka Penegak. ‚ Jumlah anggota sangga yang terbaik adalah 4-8 Pramuka Penegak. ‚ Pembentukan sangga dilakukan oleh para Pramuka Penegak sendiri. ‚ Nama sangga dipilih diantara nama-nama Perintis, Pencoba, Pendobrak, Penegas dan Pelaksana atau dipilih nama lain sesuai aspirasi mereka. Nama tersebut merupakan identitas sangga dan mengandung kiasan dasar yang dapat memberikan motivasi kehidupan sangga. Untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan, Ambalan Penegak dapat membentuk Sangga Kerja yang anggotanya terdiri atas anggota-anggota sangga yang ada, jumlah anggota disesuaikan dengan beban kerja atau tugas yang diemban. Sangga Kerja bersifat sementara sampai tugas atau pekerjaan selesai dilaksanakan. Setiap ambalan dipimpin oleh seorang Pradana yang dipilih dari musyawarah anggota Ambalan. Karena masa Penegak adalah masa dimana seorang remaja sudah bermasyarakat maka susunan organisasi Ambalannya pun sama dengan susunan organisasi yang terdapat di masyarakat pada umumnya. Di dalam organisasi Ambalan terdapat Dewan Ambalan Penegak yang disebut Dewan Penegak dan Dewan Kehormatan.
Dewan Ambalan Penegak (Dewan Penegak), terdiri atas:
1.       Ketua yang disebut Pradana;
2.       Sekretaris yang disebut Kerani;
3.       Bendahara yang mengatur keuangan dan harta benda milik Ambalan;
4.       Pemangku adat yakni pemimpin tata-cara adat Ambalan, pada hakekatnya adalah penjaga Kode Etik Ambalan;
5.       Beberapa orang anggota.
Pembina Pramuka Penegak dan Pembantu Pembina Pramuka Penegak tidak masuk dalam
Dewan Ambalan. Pembina Ambalan bertindak sebagai penasehat, pendorong, pengarah,
pembimbing dan mempunyai hak dalam mengambil keputusan terakhir.
Dewan Penegak bertugas :
1.       Merancang dan melaksanakan program kegiatan.
2.       Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan.
3.       Merekrut anggota baru.
4.       Membantu sangga dalam mengintegrasikan anggota baru dalam sangga.
Dewan Kehormatan Penegak
Untuk mengembangkan kepemimpinan dan rasa tanggungjawab para Pramuka Penegak, dibentuk Dewan Kehormatan Penegak yang terdiri atas para anggota Ambalan yang sudah dilantik dan diketuai oleh Pemangku adat.
Tugas Dewan Kehormatan Penegak adalah untuk menentukan:
1.  Pelantikan, penghargaan atas prestasi/jasanya dan tindakan atas pelanggaran terhadap kode kehormatan
2.       Peristiwa yang menyangkut kehormatan Pramuka Penegak
3.       Rehabilitasi anggota Ambalan Penegak
4.       Dalam Dewan Kehormatan Penegak, pembina bertindak sebagai penasehat.
5.       Pertemuan Dewan Kehormatan Penegak bersifat formal.
6.       Undangan disampaikan seminggu sebelumnya dan masalah yang akan dibicarakan diumumkan.
7.       Peserta yang hadir menggunakan pakaian seragam
Ambalan yang ideal memiliki markas Ambalan, yakni tempat di mana Ambalan itu berkumpul. Markas ini biasanya diberi nama “Sanggar”. Setiap Ambalan harus memiliki bendera Merah Putih, bendera ramuka, bendera Ambalan/ pusaka Ambalan/tunggul Ambalan serta bendera WOSM, tiang bendera, tali-menali, dilengkapi dengan peralatan tulis￾menulis (mesin ketik, komputer, printer), peralatan memasak, serta peralatan perkemahan, serta perlengkapan adat. Sesuai dengan metode satuan terpisah, maka Pembina Ambalan putra adalah seorang pria, dan Pembina Ambalan putri adalah seorang wanita. Hubungan antara Pembina Ambalan dengan anggota Ambalan Penegak seperti hubungan antara kakak dan adik, sedangkan hubungan Pembina Ambalan dengan Pembantu Pembina sama seperti hubungan pada anggota dewasa Gerakan Pramuka lainnya yakni hubungan persaudaraan atau kemitraan. Ambalan yang menginginkan materi-materi sebagai bekal keterampilan dalam hubungannya dengan life-skill, dapat meminta bantuan instruktur yang berkompeten di bidangnya. Ambalan mempunyai Sandi Ambalan berisi nilai-nilai dan norma-norma yang disepakati dan melandasi perjuangan kehidupan Ambalan.
Syarat Kecakapan Umum PENEGAK 
Sistem Tanda Kecakapan adalah salah satu Metode Kepramukaan untuk mendorong dan merangsang Pramuka Penegak agar memiliki kecakapan untuk pengembangan pribadinya. Tanda Kecakapan bukan merupakan tujuan tapi merupakan alat pendidikan untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka. Pramuka Penegak akan mendapat Tanda Kecakapan apabila telah menyelesaikan syarat-syarat kecakapan (telah diuji) dari pembinanya sebagai penghargaan atas kecakapan yang diraihnya. Pembina harus menjamin bahwa kecakapan yang dimiliki Pramuka Penegak cukup dapat dipertanggung jawabkan, dengan pengertian bahwa Pramuka Penegak memperoleh Tanda Kecakapan sesuai dengan prosedur setelah memenuhi syarat-syarat kecakapan yang diinginkan atau diminati.
Kecakapan dalam Gerakan Pramuka terdiri atas:
1. Kecakapan Umum.
2. Kecakapan Khusus
Kecakapan Umum Pramuka Penegak adalah kecakapan yang wajib dipenuhi Pramuka Penegak untuk pengembangan pribadinya. Syarat Kecakapan Umum (SKU) Pramuka Penegak adalah syarat-syarat kecakapan yang wajib dipenuhi oleh pramuka Penegak untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum (TKU). TKU Pramuka Penegak merupakan tanda kecakapan setelah memenuhi syarat-syarat kecakapan umum sesuai dengan tingkatannya. SKU dan TKU Pramuka Penegak memiliki 2 (dua) tingkatan yaitu SKU dan TKU Penegak Bantara dan Penegak Laksana . Adapun bentuk TKU Penegak adalah sebagai berikut :
Kecakapan Khusus Pramuka Penegak adalah kecakapan, kepandaian, kemahiran, ketangkasan, keterampilan di bidang tertentu yang dimiliki Pramuka Penegak sesuai dengan minat dan bakatnya.
SKK adalah syarat-syarat kecakapan sesuai dengan minat dan bakat Penegak yang harus dipenuhi untuk mendapatkan TKK. TKK merupakan tanda kecakapan bagi Pramuka Penegak setelah menempuh syarat-syarat khusus sesuai dengan minat dan bakatnya. Selain kecakapan tersebut Penegak dapat memperoleh Tanda Pramuka Garuda sebagai kecakapan yang diberikan kepada Pramuka Penegak setelah memenuhi Syarat-syarat Pramuka Penegak Garuda (lihat PP Pramuka Garuda).
Cara Penyelesaian SKU
Cara menyelesaikan SKU dilakukan melalui ujian SKU. Ujian SKU adalah menilai kecakapan pramuka Penegak untuk memperoleh Tanda Kecakapan Umum (TKU), sehingga
kecakapan yang dimiliki Penegak benar-benar dapat dipertanggung jawabkan dan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan sesuai dengan keadaan dan kemampuan Penegak.
Bagi Pembina Penegak ujian SKU merupakan salah satu usaha untuk meyakini:  hasil proses pendidikan yang telah diselenggarakan, usaha yang dilakukan Penegak, kemampuan Pembina dalam melaksanakan tugasnya.
Penguji SKU adalah pembina yang langsung membina Penegak. Pembina yang bersangkutan dapat meminta orang lain di luar anggota Gerakan Pramuka untuk menguji. Misalnya orang yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu, orang tua atau wali Penegak.
Cara Menguji SKU
Dalam menguji SKU, Penguji harus memperhatikan :
Keadaan masyarakat setempat : Adat istiadat setempat, Kebiasaan penduduk setempat, Keadaan dan kemungkinan-kemungkinan yang ada setempat, Pembatasan-pembatasan yang ada setempat.
Kemampuan anggota, antara lain : Usaha yang telah dilakukannya, Keadaan jasmaninya, Bakatnya, Kecerdasannya, Sifat dan wataknya, Hasrat dan minatnya, Kebutuhannya, Keuletannya, Kemandirian.
Ujian SKU dilakukan secara perorangan, satu demi satu, tidak secara kelompok, Ada butir-butir SKU yang harus dilaksanakan secara kelompok, tetapi penilaian tetap dijalankan pada perorangan, Pembina Pramuka harus membimbing, merangsang, dan membantu Calon Penegak agar aktif berusaha memenuhi SKU, Pelaksanaan ujian SKU dilakukan : (Menguji mata ujian satu demi satu sesuai dengan butir SKU yang dikehendaki oleh Calon Penegak. Waktu dilakukan atas kesepakatan antara Penguji dan Calon Penegak yang akan diuji. Sedapat-dapatnya dalam bentuk praktik dan secara praktis). Tidak boleh seorang Calon Penegak dinyatakan lulus SKU tanpa melalui ujian. Dalam melaksanakan ujian SKU, Penguji harus mengusahakan adanya variasi, sehingga peserta didik tertarik dan tidak merasa takut untuk menempuh ujian SKU, misalnya ujian SKU dilaksanakan dalam suatu perkemahan. Dalam melaksanakan ujian SKU, Penguji harus memperhatikan segi-segi keamanan, keselamatan, dan batas kemampuan jasmani yang diuji. Didasarkan pengetahuan dan pengalaman dan bakti yang pernah dialami Menghargai semua kreatifitas, inovasi, penghayatan terhadap materi SKU.
Tanda Kecakapan Umum 
Tanda Kecakapan Umum (TKU) merupakan tanda kecakapan yang diberikan kepada peserta didik setelah menyelesaikan SKU melalui ujian-ujian yang dilakukan oleh Pembinanya. TKU untuk Pramuka Penegak disematkan di lidah bahu, dilakukan dalam suatu upacara pelantikan. Upacara Pelantikan kenaikan tingkat pada Pramuka Penegak dilaksanakan ketika terjadi kenaikan tingkat : a. dari calon Penegak menjadi Penegak Bantara; b. dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana; Para penyandang TKU hendaknya selalu berusaha menjaga kualitasnya sehingga dapat menjadi contoh dan panutan teman-temannya, disamping itu yang bersangkutan mempunyai hak untuk menyelesaikan SKU berikutnya.
SKU dan TKU merupakan alat pendidikan, karena itu Pembina tetap menyikapinya sebagaimana yang diharapkan, dengan kata lain para pemakai tanda kecakapan hendaknya selalu dijaga agar mereka sebelum disemati tanda kecakapan harus melalui proses yang benar sehingga tanda kecakapan tersebut didukung oleh kemampuan dan perilaku pemakainya Pembina Pramuka Penegak hendaknya terus-menerus memberikan motivasi kepada Pramuka Penegak agar tetap menjaga kualitas dan perilakunya selaras dengan TKU sehingga sebagai Pramuka Penegak mereka memiliki pengalaman dan kenangan ketika menjadi Penegak Bantara dan Penegak Laksana.

No comments:

Post a Comment